Senin, 18 November 2013

Nongkrong, penting nggak penting




“Budaya pekewuh ini lah yang sebenarnya membuat individu-individu ini memaksakan diri”

Nongkrong adalah aktivitas faforit mahasiswa bahkan semua orang. Waktu dimana antar teman bisa berkumpul dan ngobrol ngalor ngidul. Nongkrong juga merupakan aktivitas yang menimbulkan kedekatan antar individu.
Bicara soal nongkrong, tentu tidak terlebas dari ngobrol, nggosip, curhat dan hal-hal semacamnya. Topic yang dibahas bisa serius atau Cuma sekedar abal-abal. Tapi lebih sering aktivitas nongkrong selalu diwarnai oleh obrolan yang nggak penting dan hanya sekedar basa-basi. Belum lagi kalau yang nongkrong cewe-cewe rumpik. Bisa dipastiin yang dibahas kalau nggak discaunt baju, sepatu, tas pasti ngegunjing temen cowo yang lagi di taksir atau temen cewe yang jadi pesaing. Beda lagi kalau yang nongkrong anak cowo, mayoritas yang dibahas pasti ya tentang cewe kalau nggak hobby. Bisa tentang bola, balapan, basket atau yang sejenisnya.
Nongkrong juga salah satu moment yang penting nggak penting dan secara nggak langsung telah banyak menyita waktu berharga manusia. Waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk ngerjain tugas kampus atau kerjaan jadi terbuang karena keasyikan nongkrong bareng sama temen-temen. Namun bukan berarti nongkrong hanya aktivitasindividu yang nggak punya kesibukan, melalui aktivitas ini kedekatan individu bisa terbangun. Positif negative, baik buruk dan sebagainya memang selalu menjadi dampak dari setiap kegiatan.
Tapi sadar nggak sih, ketika kalian nongkrong bareng dan ketemu sama temen-temen keasyikan itu hanya terjadi setengah jam atau satu jam setelah kalian ketemu. Ketika jam-jam awal ketemuan say hallo dan menanyakan kabar dengan antusias, lalu muncul obrolan-obrolan nggak mutu, gossip, curhat, dan terkadang ndebatin topic nggak penting. Secara nggak langsung obrolan semacam itu memang bisa membuat masing-masing individu menjadi semakin dekat. Namun setelah melewati setengah jam, tiba-tiba tatapan lawan bicara mendadak menjadi kosong dan mulai berkeliling menatap sekitar tanpa tujuan yang jelas. Seolah mereka sedang mencari sesuatu yang sebenarnya hanya untuk mengalihkan perhatian individu itu sendiri. Mereka masih menikmati obrolan dan aktivitas nongkrong namun pikiran mereka sudah terpecah pada aktivitas lain yang sebenarnya jauh lebih penting dan akan membunuh mereka jika terabaikan.
 Pada intinya ketika terlalu lama nongkrong individu-individu itu sebenarnya mulai berfikir kalau mereka juga punya kesibukan dan urusan lain. Namun kebanyakan darimereka terus saja mencoba menikmati aktivitas nongkrong itu karena alasan nggak enak. Budaya pekewuh ini lah yang sebenarnya membuat individu-individu ini memaksakan diri, sementara rentetan agenda sedang mengejar mereka. Nongkrong memang kegiatan yang asik dan membuat kita memiliki banyak teman dan relasi. Melalui nongkrong kita juga bisa memperoleh informasi. Namun terkadang terlalu lama durasi nongkrong juga bisa diartikan membuang waktu. (Fajar Hidayah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar