“Budaya
pekewuh ini lah yang sebenarnya membuat individu-individu ini memaksakan diri”
Nongkrong adalah aktivitas faforit mahasiswa bahkan
semua orang. Waktu dimana antar teman bisa berkumpul dan ngobrol ngalor ngidul. Nongkrong juga merupakan aktivitas
yang menimbulkan kedekatan antar individu.
Bicara soal nongkrong, tentu tidak terlebas dari
ngobrol, nggosip, curhat dan hal-hal semacamnya. Topic yang dibahas bisa serius
atau Cuma sekedar abal-abal. Tapi
lebih sering aktivitas nongkrong selalu diwarnai oleh obrolan yang nggak penting dan hanya sekedar basa-basi.
Belum lagi kalau yang nongkrong cewe-cewe
rumpik. Bisa dipastiin yang dibahas kalau nggak discaunt baju, sepatu, tas pasti ngegunjing temen cowo
yang lagi di taksir atau temen cewe
yang jadi pesaing. Beda lagi kalau yang nongkrong anak cowo, mayoritas yang dibahas pasti ya tentang cewe kalau nggak hobby. Bisa
tentang bola, balapan, basket atau yang sejenisnya.
Nongkrong juga salah satu moment yang penting nggak penting dan secara nggak langsung
telah banyak menyita waktu berharga manusia. Waktu yang seharusnya bisa
digunakan untuk ngerjain tugas kampus atau kerjaan jadi terbuang karena
keasyikan nongkrong bareng sama
temen-temen. Namun bukan berarti nongkrong hanya aktivitasindividu yang nggak punya kesibukan, melalui aktivitas
ini kedekatan individu bisa terbangun. Positif negative, baik buruk dan
sebagainya memang selalu menjadi dampak dari setiap kegiatan.
Tapi sadar nggak
sih, ketika kalian nongkrong bareng dan ketemu sama temen-temen keasyikan itu
hanya terjadi setengah jam atau satu jam setelah kalian ketemu. Ketika jam-jam
awal ketemuan say hallo dan
menanyakan kabar dengan antusias, lalu muncul obrolan-obrolan nggak mutu,
gossip, curhat, dan terkadang ndebatin
topic nggak penting. Secara nggak
langsung obrolan semacam itu memang bisa membuat masing-masing individu menjadi
semakin dekat. Namun setelah melewati setengah jam, tiba-tiba tatapan lawan
bicara mendadak menjadi kosong dan mulai berkeliling menatap sekitar tanpa
tujuan yang jelas. Seolah mereka sedang mencari sesuatu yang sebenarnya hanya
untuk mengalihkan perhatian individu itu sendiri. Mereka masih menikmati
obrolan dan aktivitas nongkrong namun pikiran mereka sudah terpecah pada
aktivitas lain yang sebenarnya jauh lebih penting dan akan membunuh mereka jika
terabaikan.
Pada intinya
ketika terlalu lama nongkrong individu-individu itu sebenarnya mulai berfikir
kalau mereka juga punya kesibukan dan urusan lain. Namun kebanyakan darimereka
terus saja mencoba menikmati aktivitas nongkrong itu karena alasan nggak enak.
Budaya pekewuh ini lah yang
sebenarnya membuat individu-individu ini memaksakan diri, sementara rentetan agenda sedang mengejar mereka. Nongkrong memang
kegiatan yang asik dan membuat kita memiliki banyak teman dan relasi. Melalui
nongkrong kita juga bisa memperoleh informasi. Namun terkadang terlalu lama
durasi nongkrong juga bisa diartikan membuang waktu. (Fajar
Hidayah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar